KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya itu penulis dapat menyelesaikan makalah “HAKIKAT MIPA” tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dra. Jufrida, M.Si.
Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya.
Jambi, 14 Oktober 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ........................................................................... 1
1.2.
Tujuan…………………………………………………..……………………………….. 1
1.3 Manfaat Penulisan
...................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Hakekat...................................................................... 2 2.2
Hakekat MIPA…….......................................................................... 2
2.3 Hakikat Matematika....................................
……........................... 3
2.4 Hakikat IPA............................................………............................... 6
2.5 Nilai-Nilai Ilmu
Pengetahuan Alam…….......................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan ................................................................................
11
3.2. Saran
……….................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa
matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi
dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ).
Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung
menghitung yang hanya berhubungan dengan angka , sementara IPA adalah ilmu yang
berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi ,
bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut.
Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bigang Matimatika.
Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bigang Matimatika.
B.
Rumusan Masalah
·
Menjelaskan tentang
Hakikat Mipa
·
Menjelaskan tentang
Hakikat Matematika
·
Menjelaskan tentang
Hakikat Ipa
·
Menjelaskan tentang
Nilai – Nilai Ipa
C. Tujuan
·
Memberikan semangat
kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran
yang ditakuti.
·
Menjelaskan kepada
para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat
matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
·
Menjadikan para
pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya
bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan
perubahan gaya bahasa alam dan teknologi yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau sesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu
adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
2.2
Hakikat MIPA
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan
dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia
itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep
abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum
dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA
mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang
muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat
objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat
objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang
dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam
hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.
A.
CIRI MIPA
a)
Pengetahuan yang sangat terstruktur
dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan
fungsional yang erat.
b)
Karena itu konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam
bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan-simpulan yang jelas.
c)
Penerapan berbagai pengertian dan
prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali
memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar
logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi
sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
d)
Untuk menekuninya diperlukan
kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan
ampuh.
2.3 Hakekat
Matematika
A.
DEFINISI MATEMATIKA
Istilah matematika berasal dari kata
Yunani “mathein” atau “ manthenein” , yang artinya“mempelajari”. Mungkin juga ,
kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang
artinya “kepandaian” , “ketahuan” . atau “intelegensi”. Dalam bukuLandasan
Matematika , Andi Hakim nasution (1977 : 12 ) tidak menggunakan
istilah“ilmu pasti” dalam menyebut istilah ini. Kata “ilmu pasti” merupakan
terjemahan dari bahsa Belanda “wiskunde”. Kemungkinan besar bahwa kata “wis”
ini ditafsirkan sebagai “pasti” karena di dalam bahasa Belanda ada ungkapan
“wis an zeker”: ”zeker” berarti “pasti” , tetapi“wis” di sini lebih dekat
artinya ke “wis” dari kata “wisdom” dan wissenscaft” , yang erat hubungannya
dengan “widya”. Karena itu , “wiskunde” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai
“ilmu tentang belajar” yang sesuai dengan arti “mathein” pada matematika.
Dalam proses belajar matematika juga
terjadi proses berpikir , sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu
melakukan kegiatan mental , dan orang yang belajar matematika mesti melakukan
kegiatan mental. Dalam berpikir , orang menyusun hubungan-hubung antara
bagian-bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian. Berikut ini defenisi
matematika menurut beberapa ahli :
1.
Kline (1973) mengatakan bahwa
matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahansosial, ekonomi, dan alam.
2. Jhonson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logika;
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilahyang didefenisikan
dengan cermat, jelas,akurat, representasinya dengansimbol dan padat, lebih
berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi ; matematika adlah ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide.
3. James dan
James (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga
bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas
amatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Adanya
pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang
terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometrid an
analisis.
4. Reys dkk
(1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu
alat.
Dari pengertian tersebut , terbentuklah
pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Dan , tentunya kemampuan
berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya. Dengan demikian ,
terlihat jelas adanya hubungan antara kecerdasan dengan proses dalam belajar
matematika ( Hudojo , 1990 : 5 ).
B.
CIRI KHUSUS
IPA: Kerja
sama antara ekperimen dan teori. teori IPA pemodelan matematis
terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen
yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Dengan
menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuat prediksi (ramalan)
Kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya eksperimen
merupakan Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang
baru danSuatu proses deduktif bagi pengujian teori baru.
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksionatik.
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain. alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksionatik.
Matematika terkenal pula dengan materinya
yang sangat hierarkhis sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang
sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).Dari segi kemampuan analisis
kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan
matematis dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman atas berbagai
konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
C.
Peranan Matematika Terhadap Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia
untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat
berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi. Tulisan itu pada
hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung, pada awal mulanya berbentuk
korespondensi persatuan dari onyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin
menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang
satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya
adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat
mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah
bertambah karena beranak.
Jadi, setiap awal kehidupan manusia
matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan
menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA
sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.
Hal ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi.
Dengan metoda induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan
bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja
hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM)
pada zaman Yunani dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara
induksi dan deduksi matematika
Adapaun
ahli-ahli matematika yang banyak sumbangannya dalam Ilmu Pengetahuan Alam , antara
lain :
1.
Pythagoras mengadakan perhitungan
terhadap benda-benda berbentuk segi banyak.
2.
Apollonius mengadakan perhitungan
pada benda-benda yang bergaris lengkung. Kepler (1609) berjasa dalam
perhitungan jarak predaran yang berbentuk elips dari planet-planet.
3.
Galileo (1642) berjasa dalam
menetapkan hokum lintasan peluru , gerak dan percepatan.
4.
Huygnes (1695) dapat memecahkan
teka-teki adanya CINCIN SATURNUS , perhitungan tentang kecepatan cahaya , yaitu
600.000 kali kecepatan suara ( pada masa itu orang beranggapan bahwa cahaya tak
membutuhkan waktu untuk memancar).
Ini
semua adalah sekedar gambaran yang menunjukkan bahwa perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam selalu ditunjang atau secara mutlak membutuhkan tunjangan
matematika.
D. IPA Kualitatif dan Kuantitatif
Telah
kita ketahui bahwa penemuan-penemuan yang di dapat oleh Copernicus sampai
Galileo pada awal
abad ke-17 merupakan printis ilmu pengetahuan. Artinya bahwa penemuanpenemuan
berdasarkan empiris dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar
deduksi filosofik. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat
gununggunung, Yupiter mempunyai 4 buah bulan dan sebagainya. Penemuan-Penemuan
semacam ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif.
Ilmu Pengetahuan Alam yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang
sifatnya kausal atau hubungan sebab akibat , Ilmu Pengetahuan Alam kualitatif
itu hanya mampu menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya factual.
Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang hal-hal yang sifatnya kausal ,
diperlukan perhitungan secara kuantitatif. Contoh : misalnya , seseorang
memlihara itik dengan makanan tradisional biasa , itik bertelur 15 butir dalam
sebulan. Kemudian orang itu menambahkan keong racun sebagai makanan tambahan
bagi itiknya , ternyata bertelur lebih banyak , yaitu 20 butir sebulan. Dari
kenyatan ini belum dapat ditarik kesimpulan adanya keong racun menambah telur
itiknya , karena masih bersifat kasus , artinya menambah saja itu suatu kebetulan
terjadi pada seekor itik ( kasusu ). Namun bila percobaan itu dilakukan
terhadap 1.000 ekor iti dan 999 ekor itik berkelakuan seperti kasus tersebut di
atas , maka kemungkinan besar bahwa memang benar itu berlaku umum sehingga
dapat disimpulkan bahwa memang ada pengaruhnya penambahan makanan keong racun
terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat ditarik
berdasarkan induksi (eksperimentasi ) dan deduksi (perhitungan matematika atau
statistik) : Jadi , Ilmu Pengetahuan Alam Kuantitatif adalah Ilmu Pengetahuan
Alam yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif ini
dapat disebut juga sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Modern.
Segala
yang diketahui manusia itu adalah “ Pengetahuan “. Pengetahuan itu dapat
digolongkan menjadi dua bagian , yaitu :
1.
Pengetahuan Non-Ilmiah didapat antara lain dari prasangka coba-coba , intuisi ,
dan tidak sengaja.
2.
Pengetahuan Ilmiah di dapat dari usaha yang dasar ( sengaja ) dengan syarat :
objektif , metodik , sistematik , dan berlaku umum.
Peranan
matematika dalam IPA antara lain adalah sebagai factor penunjang untuk memahami
alam semesta dan dapat menjelaskan sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh
pengalaman empiric. Contohnya antara lain adalah menghitung besarnya bumi ,
jarak bumi mengelilingi matahari , dan sebagainya.
4.4
Hakikat IPA
A. Pengertian
IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang
berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil
kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta
diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek,
bermetode dan berlaku secara universal”
Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep,
atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
Ilmu adalah pengetahuan yang
ilmiah.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.Dari dua
pengertian tersebut dapat digabungkan yaitu IPA sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.( Soekarno,
1973;1).
IPA adalah body knowledge. IPA
adalah suatu cabang pengetahuan yang mengangkat fakta-fakta yang tersusun
secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum. IPA merupakan
pengetahuan yang didapat dengan jalan study dan praktik. IPA juga dapat
diartikan sebagai suatu cabang study yang bersangkut-paut dengan observasi dan
klasifikasi fakta-fakta terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi
dan hipotesis. (Subiyanto,1998: 2).
Definisi lain tentang IPA yang
lengkap diberikan oleh Collete (1994:30), science should be viewed as a
way of thinking in the pursuit of understanding nature, asa way of investigating
claims about phenomenon and as body of knowledge that has resulted from
inquiry. (Ilmu Pengetahuan Alam harus dipandang secara berfikir dalam pencarian
tentang pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang
dihasilkan dari inquiry )
Dari pendapat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang
dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang
dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan
diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.
Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA
sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana
pengembangan sikap ilmiah.
·
Hakikat IPA sebagai
produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di
dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan
menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya.
Produk IPA (konsep, prinsip,hokum dan teori) tidak diperoleh berdasarkan fakta
semata, melainkan berdasar-kan data yang telah teruji melalui serangkaian
eksperimen dan penyelidikan.
·
Hakikat IPA sebagai
proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan
proses bagaimana cara produk sains ditemukan. yaitu dengan melakukan
observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi,membandingkan,
menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen,
menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Dalam pengajaran
IPA, aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Ada
tidaknya aspek proses ini sangat bergantung pada guru.
·
Hakikat sikap ilmiah adalah berbagai
keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap dapat
diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar. Pertama, seperangkat sikap yang bila
diikuti akan membantu proses pemecahan masalah; dan kedua, seperangkat sikap
tertentu yang meru-pakan cara memandang dunia serta berguna bagi pengembangan
karir di masayang akan datang (T. Sarkim, 1998:134).
B.
Fungsi Dan Manfaat IPA
Untuk mengenal apa IPA itu, kita
juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya. Dari berbagai pustaka dapat
dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
Membangun pola
berpikir
Dapat kita simak dari fakta sejarah,
bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir manusia yang berkembang dari zaman ke
zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga dapat membangun pola berpikir manusia
dengan ciri-ciri khusus.
Menjelaskan adanya
hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai
ciri-ciri yang khusus, yaitu :
v
Analitis, artinya
lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objekpenelitiannya, serta hubungan
antara satu bagian dengan bagian lainnya.
v
Logis, artinya
dapat diterima oleh akal.
v
Sistematis, artinya disusun
secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata urutan serta hubungan
satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan
yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.
v
Kausatif, maksudnya
IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu terjadi.
v
Kuantitatif, yang
meliputi tiga arti:
v
Kesimpulan yang
diuji kebenarannya melalui statistika,
v
Penjelasannya
disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil pengukuran atau dengan
rumusan-rumusan matematika,
v
Kuantitatif dalam
artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan pengukuran.
Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA
dalam menjelaskan berbagai gejala alam ini, yaitu:
§
Untuk hal yang
bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
§ Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.
Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah peramalan
yang didasarkan atas adanya konsistensi atau keteraturan dari
gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan untuk
meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten.
Menguasai atau
mengontrol alam guna kesejahteraan manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah sumber
daya alam. Orang juga dapat mendirikan industri-industri untuk
menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat
mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat
mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam.
Melestarikan
berbagai gejala alam
Suatu gejala alam mungkin sekali tak
terulang kejadiannya sehingga IPA dalam hal ini selaku kumpulan pengetahuan
yang logis dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala alam,
misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora dan fauna.
Sedangkan maanfaat IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara lain:
Sedangkan maanfaat IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara lain:
Ø
sikap ingin tahu
(curiousity)
Ø
sikap ingin
mendapatkan sesuatu yang baru (originality)
Ø
sikap kerja sama
(cooperation)
Ø
sikap tidak putus
asa ( perseverance)
Ø
sikap terbuka untuk
menerima (open-mindedness)
Ø
sikap mawas diri
(self critism)
Ø
sikap bertanggung
jawab (responsibility)
Ø
sikap berpikir
bebas (independence in thinking)
Ø
sikap kedisiplinan
diri (self discipline)
3
Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam
«
Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1) Nilai
etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai
nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak
pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang paling
utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan
mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
2) Nilai
moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai
moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang
berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur
sedang muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat
melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu
sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang
sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa
itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak
suci itu ialah manusianya.
3) Nilai
ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah
bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah
dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali ekonomi?
Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak
langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk
memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain daripada itu, bagi
sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan
masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai
tambah’ bagi dirinya.
«
Nilai-Nilai
Psikologis/Paedagogis IPA
1) Sikap
mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu
kesesuaiannya pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu
terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif
berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2) Sikap
tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang
masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan
kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari
sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini
menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
3) Sadar
bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya
berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru
sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak
sombong.
4) Yakin
akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar
gejala alam dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum
alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan menyadari
bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur. Hal ini dapat
memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Bersikap
toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia
miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang
lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki,
melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.
6) Bersikap
tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA,
mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan
kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat
orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak
pernah putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun
seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7) Sikap
teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti
dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun
dalam mengelurkan pendapatnya.
8) Sikap
‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang
berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu
pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga pengetahuan yang satu akan
menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan
tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong mereka mencari tahu lebih
banyak.
9) Sikap
optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka
sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu
yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya itu akan memberikan
imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA
berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan.
C. Keterbatasan
IPA
1)
IPA tidak
menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi
diri pada alam fisik. Tentang hubungan IPA dengan adanya Tuhan ini ada suatu pernyataan yag
menarik dari A.T. Bawden (1957) dalam bukunya Man’s Physical Universe, yang
mngatakan :
“Otak kita mampu
membuat kesimpulan tentang nilai-nilai, tentang adanya tuhan, tentang adanya
kehidupan yangabadi dan sebagainya, namun IPA pada saat ini belummemiliki cara
untuk menguji kebenarannya. Ini tidak berarti bahwa adanya masalh rahasia yang
IPA tak berani menyentuhnya lalumembiarkannya seperti apa adanya,tetap tinggal
diluar kawasan IPA untuk selamanya.ini sebenarnya berarti bahwa bayak
kesimpulan penting dariumat manusia harus diterima atas dasar percaya sampai
dinding tebal dari kebodohan dapat terkuakkan.”
2)
IPA tidak dapat
menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
3)
IPA tidak
menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang
baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut
dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
MIPA
sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai
:
Sekumpulan
informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta
didik, tetapi harus pula dipandang.
Sebagai alat
pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Sebagai pendidik
ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam
dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran (sumbangan) nyata
bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Matematika
merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi
lingkungan hidupnya. Jadi , MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa
maupun hitungan dan sebagainya.
Karena seperti yang telah diketahui bahwa
Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan
alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.
B. Saran
§
Janganlah kita yang
awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit ,
menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya.
§
Jadikanlah
matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada.
Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah
gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar